Senin, 16 Januari 2012

Analisis Kualitas Tes


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar  Belakang
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian dari peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui sistem penilaian. Dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa di sekolah, guru memberikan suatu evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang telah dikuasai oleh siswa selama proses belajar mengajar mengenai materi yang disampaikan.
Dalam melaksanakan kegiatan evaluasi, berhasil atau tidaknya sangat ditentukan oleh tepat atau tidaknya pelaksanaan ujian. Untuk melaksanakan ujian ini memerlukan alat-alat. Bagi ujian tertulis maka alatnya adalah butir-butir soal tertulis. Bagi ujian lisan maka alatnya adalah butir soal tertulis yang disediakan bagi setiap tes, atau sekurang-kurangnya pokok pertanyaan yang sudah tertulis dan dipersiapkan sebelumnya. Bagi ujian praktek, maka alatnya adalah lembar pengamatan yang berisi segi-segi yang diamati beserta rentang skor masing-masing.
Idealnya sebelum suatu tes dipergunakan maka tes tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagi tes yang baik, maka tes yang bersangkutan perlu diuji cobakan. Namun sebelum diuji cobakan tes tersebut harus memperlihatkan indokator-indikator sebagai tes yang baik. Dalam hal ini dilakukan suatu analisis butir soal.
B.       Rumusan  Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan:
1.      Bagaimanakah cara menilai tes yang dibuat sendiri?
2.      Bagaimanakah menganalisis butir soal?
C.      Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini, yaitu:
1.      Mengetahui cara menilai tes yang dibuat sendiri.
2.      Mengetahui analisis butir soal.
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Menganalisis Hasil Tes
       Menilai tes yang dibuat sendiri
Guru yang sudah banyak berpengalaman, mengajar dan menyusun soal-soal tes, juga masih sukar menyadari bahwa tesnya masih belum sempurna. Oleh karena itu cara yang paling baik adalah secara jujur melihat hasil yang diperoleh oleh siswa.
Ada 4 cara untuk menilai tes, yaitu:
a.    Meneliti secara jujur soal-soal yang sudah disusun, kadang-kadang dapat diperoleh jawaban tentang ketidak jelasan perintah atau bahasa, taraf kesukaran, dan lain-lain keadaan soal tersebut.
b.    Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain:
(1)    Apakah banyaknya soal untuk tiap topik sudah seimbang ?
(2)    Apakah semua soal menanyakan bahan yang telah diajarkan ?
(3)    Apakah soal yang kita susun tidak merupakan pertanyaan yang membingungkan (dapat disalah tafsirkan)?
(4)    Apakah soal itu tidak sukar untuk dimengerti ?
(5)    Apakah soal itu dapat dikerjakan oleh sebagian besar siswa ?
c.  Mengadakan analisis soal (item analysis). Analisis soal adalah suatu prosedur Yang sistematis, yang akan memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun.
Faedah mengadakan analisis soal:
(1)   Membantu kita dalam mengidentifikasi butir-butir soal yang jelek.
(2)   Memperoleh informasi yang akan dapat digunakan untuk menyempurnakan soal-soal untuk kepentingan lebih lanjut.
(3)   Memperoleh gambaran secara selintas tentang keadaan yang kita susun.
d.      Mengadakan checking validitas. Validitas yang paling penting dari tes buatan
Guru adalah validitas kurikuler.
e.       Mengadakan checking reliabilita. Salah satu indikator untuk tes yang
Mempunyai realibilitas yang tinggi adalah bahwa kebanyakan dari soal-soal tes itu mempunyai daya pembeda yang tinggi.

B.       Analisis Butir Soal
Analisis butir soal yang dalam bahasa inggris disebut item analiysis dilakukan terhadap empirik.Maksudnya, analisis itu baru dapat dilakukan apabila suatu tes telah dilaksanakan dan hasil jawaban terhadap butir-butir soal telah kita peroleh.

1.      Pengertian,Tujuan,dan Manfaat Analisis butir soal

Analisis butir soal adalah suatu kegiatan analisis untuk menentukan tingkat kebaikan butir-butir soal yang terdapat dalam suatu tes sehingga informasi yang dihasilkan dapat kita pergunakan untuk memperbaiki butir soal dan tes tersebut.
Tujuan analisis butir soal yaitu untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik,kurang baik dan soal yang buruk. Sehingga dapat petunjuk untuk mendapatkan perbaikan.
Manfaat yang dapat diberikan apabila dilakukan analisis terhadap butir soal,sebagai berikut :
a.       Untuk mengetahui soal yang dianalisis telah berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
b.      Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal.
c.       Untuk mengetahui apakah tanggapan-tanggapan soal yang dianalisis sudah baik susunannya.
d.      Untuk mengetahui apakah soal yang dianalisis sudah betul/baik konstruksinya.
e.       Untuk bahan masukan menyusun program remedial teaching.
f.       Untuk meningkatakan keterampilan guru dalam merencanakan dan mengolah hasil tes.




2.      Jenis-jenis analisis
Ada dua jenis analisis butir soal yang dapat pendidik laksanakan, yaitu prosedur peningkatan secara judgement, terkait dengan isi dan bentuk soal.

a.       Analisis secara kualitatif
Teknik analisis kualitatif. Teknik moderator merupakan teknik berdiskusi yang di dalamnya terdapat satu orang sebagai penengah. Berdasarkan teknik ini, setiap butir soal didiskusikan secara bersama-sama dengan beberapa ahli dan dimoderatori oleh satu orang. Kelebihan : Setiap butir soal dapat dituntaskan secara bersama-sama, perbaikannya seperti apa. Kelemahan : Teknik ini adalah memerlukan waktu lama untuk rnendiskusikan setiap satu butir soal.
Teknik panel merupakan suatu teknik menelaah butir soal yang setiap butir soalnya ditelaah berdasarkan kaidah penulisan butir soal. Para penelaah dipersilakan memperbaiki langsung pada teks soal dan memberikan komentarnya serta memberikan nilai pada setiap butir soalnya yang kriterianya adalah: baik, diperbaiki, atau diganti.

b.        Analisis secara kuantitatif 
Terkait dengan ciri-ciri statistiknya, penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik dari butir soal terkait yang telah diujikan.
Pendekatan  Analisis  Kuantitatif  Klasik
Analisis butir soal secara klasik adalah proses penelaahan butir soal melalui informasi dari jawaban peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik.
Kelebihan : mudah , murah, sederhana, familier digunakan guru-guru, dapat menggunakan data sampel kecil.
Kelemahan:
1.      Tingkat kemampuan dalam teori klasik adalah “true score”. Jika tes sulit artinya tingkat kemampuan peserta didik mudah. Jika tes mudah artinya tingkat kemampuan peserta didik tinggi.
2.      Tingkat kesukaran soal didefinisikan sebagai proporsi peserta didik dalam grup yang menjawab benar soal. Mudah/sulitnya butir soal tergantung pada kemampuan peserta didik yang dites dan kemampuan tes yang diberikan.
3.      Daya pembeda, reliabilitas, dan validitas soal/tes didefinisikan berdasarkan grup peserta didik.
Pendekatan Analisis Modern
Penelaahan butir soal dengan menggunakan Item Response Theory (IRT) atau teori jawaban butir soal. Teori ini merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan antara peluang menjawab benar suatu soal dengan kemampuan siswa. IRT merupakan hubungan antara probabilitas jawaban suatu butir soal yang benar dan kemampuan siswa atau tingkatan/level prestasi siswa.
Kelebihan:
1.      asumsi banyak soal yang diukur pada trait yang sama, perkiraan tingkat kemampuan peserta didik adalah independen;
2.      asumsi pada populasi tingkat kesukaran, daya pembeda merupakan independen sampel yang menggambarkan untuk tujuan kalibrasi soal
3.      statistik yang digunakan untuk menghitung tingkat kemampuan siswa diperkirakan dapat terlaksana
Kelemahan:
Prosesnya cukup rumit dan sulit, penghitungan dalam penelaahan butir soal secara kuantitatif dapat menggunakan bantuan kalkulator scientific atau program komputer.Program yang sudah dikenal secara umum adalah EXCEL, SPSS (Statitistical Program for Social Science), atau program khusus seperti ITEMAN (analisis secara klasik), RASCAL, ASCAL, BILOG (analisis secara item respon teori atau IRT), FACETS (analisis model Rasch untuk data kualitatif).
Dalam analisis butir soal secara kuantitatif ada empat yang perlu dianalisis pada setiap soal yang telah dikerjakan siswa yaitu:

1.    Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkan. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
Dalam menentukan kriteria soal, apakah soal tersebut termasuk mudah, sedang, atau sukar adalah berdasarkan pertimbangan – pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut antara lain adalah: Aspek yang di ukur dalam pernyataan tersebut. Sifat materi yang di ujikan atau ditanyakan.
Isi bahan yang di tanyakan sesuai dengan bidang keilmuannya, baik luasnya maupun kedalamannya.
Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut :
1.    Menentukan indeks kesukaran (difficulty index), yaitu bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal. Dalam dunia evaluasi belajar umumnya dilambangkan dengan huruf P (proporstion).
                                                                       
                                                                                     
Rumus mencari indeks kesukaran soal :
 
Dengan:
P = Indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
Js = jumlah seluruh siswa peserta tes
2.    Menentukan tingkat kesukaran, adalah ukuran yang menunjukan derajat kesulitan soal untuk diselesaikan oleh siswa dan mengetahui soal-soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar.
Rumus mencari tingkat kesukaran soal
a.   
Dengan:
TK = Tingkat kesukaran
JB  = Jumlah jawaban yang benar
JJ   = Jumlah jawaban keseluruhan
b.   
Dengan:
 F   =Tingkat kesukaran
PH = Prosentase pada kelompok tinggi
PL  = Prosentase pada kelompok rendah
Derajat kesukaran yang baik adalah derajat kesukaran yang bergerak 25% sampai 75%.item yang mempunyai derajat kesukaran dibawah 25% berarti bahwa itemtersebut terlalu mudah .sebaliknya item yang mempunyai derajat kesukaran 75% ,berarti bahwa item tersebut terlalu sukar.
Kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut.
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh makin mudah soal tersebut.
0,00-0,30 Soal sukar
0,31-0,70 Soal sedang
0,71-0,90 Soal mudah


2.    Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda adalah mengkaji soal-soal tes dari segi kesanggupan tes tersebut dalam membedakan siswa yang termasuk ke dalam kategori rendah dan kategori tinggi prestasinya. Tujuan daya pembeda yaitu untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya.
Cara melakukan analisis daya pembeda adalah sebagai berikut:
1.      Daya pembeda soal ditunjukan indeks diskriminasi (D) yang dihitung dengan menggunakan rumus:
D = PH - PL
Dengan:
D = Daya Pembeda
PH= Prosentase pada kelompok tinggi
PL = Prosentase pada kelompok rendah
2.      Cara lain menghitung daya pembeda
 
Dengan :
DP  = Indeks DP atau daya pembeda yang di cari
PH  = Prosentase pada kelompok tinggi
PL   = Prosentase pada kelompok renda
 n     = jumlah kelompok atas atau kelompok bawah
3.      Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut:
0,00-0,20 Buruk
0,21-0,40 Cukup
0,41-0,70 Baik
0,71-1,00 Baik sekali
4.      Cara menentukan daya pembeda ( nilai D)
Untuk ini perlu dibedakan antara kelompok kecil (kurang dari 100) dan kelompok besar (100 orang ke atas).
a.       Untuk kelompok kecil. Seluruh kelompok testee dibagi dua sama besar, 50 % kelompok atas dan 50 % kelompok bawah. Kemudian seluruh pengikut tes ,dideretkan mulai dari skor teratas sampai terbawah, lalu dibagi 2.
b.      Untuk kelompok besar. Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja yaitu 27 % skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27 % skor terbawah sebagai terbawah (JB).
Rumus Mencari D (Indeks diskriminasi) adalah :
Keterangan: :
J      = Jumlah peserta tes
JA   = banyaknya peserta kelomppok atas
JB   = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB  = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB   = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

3.      Pola jawaban soal
Pola jawaban soal adalah distribusi testee dalam hal menentukan pilihan jawaban pada soal bentuk pilihan ganda. Pola jawaban soal diperoleh dengan menghitung banyaknya testee yang memilih jawaban a,b,c, , atau datau yang tidak memilih pilihan manapun (blangko).
Dengan melihat pola jawaban soal , dapat diketahui :
1.      Taraf kesukaran soal.
2.      Daya pembeda soal.
3.      Baik dan tidaknya distraktor.
Sesuatu distraktor dapat diperlakukan dengan tiga cara :
a.       Diterima, karena sudah baik.
b.      Ditolak, karena tidak baik.
c.       Ditulis kembali, karena kurang baik.

2 komentar:

  1. maaf sebelumnya...
    boleh disalin kah....

    BalasHapus
  2. Betway Sign Up Code: Just Get Your Email
    Betway Registration: Click the green button betway on the registration page. Step leovegas 4 – Click the Register link on the site, or 메리트카지노 click the Sign Up link

    BalasHapus